Tuesday, July 25, 2006

Marah.exe

Darimanakah emosi itu timbul, apa hal mendasar yang menyebabkan kita marah?. Bunda, istri saya bilang saya mudah marah, mudah emosi? Hal ini terlintas dalam benak saya, dan saya sedang berusaha mencari jawabnya. Dari hasil penelitian yang saya lakukan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya, saya berkesimpulan; Dorongan atau keinginan yang menyebabkan emosi itu timbul ternyata berasal dari berubahnya suatu pola yang telah kita susun, secara tiba – tiba. Artinya begini, secara tidak sadar dalam otak kita telah telah tersusun suatu pola tentang suatu keadaan yang ideal. Ideal disini bukan berarti suatu gambaran yang bersifat umum tetapi ideal yang sifatnya subjektif.
Misalnya begini, ketika kita sedang mengendarai mobil dijalan, lalu tiba – tiba ada kendaraan lain yang dengan tiba – tiba tanpa aba – aba atau sign menyalib dan menyebabkan kita tersentak kaget. Reaksi spontan kita biasanya langsung memencet klakson dan mengeluarkan serapah jaddah terhadap prilaku buruk orang tersebut. Mengapa kita bereaksi seperti itu? Nah kembali kemasalah pola, dalam pikiran kita sudah tersimpan pola ideal berkendaraan dijalan raya, dimana (idealnya) bila ada kendaraan lain yang ingin menyalib seharusnya memberi aba-aba sebelum melakukannya. Pikiran ini tersimpan dalam buffer memori, sehingga ketika ada orang lain berkendara dengan prilaku buruk, pada buffer memori kita terjadi error, yang impulsnya menimbulkan emosi dan memerintahkan pikiran kita untuk marah dengan reaksi spontan seperti yang saya singgung sebelumnya.
Contoh lain, ketika pulang kerja, seorang suami tiba dirumah dan ketika tiba dimeja makan dia tidak menemukan hidangan yang tersaji. Maka reaksi spontannya adalah marah. Mengapa? Karena pada buffer memori telah terbentuk dimana kondisi idealnya adalah hal yang berlawanan dengan situasi yang di hadapkan saat ini. So…error lagi. Mengapa saya bilang kondisi ideal ini sifatnya subjektif ? karena tidak semua pola yang tersimpan dalam buffer memori kita sama, dalam kasus saya bila pulang kerja dan menemui situasi diatas maka tidak akan terjadi error, karena buffer memori tidak ada program;

start; go home after work…
jmp; if there is a food….
set; dinner…….
clear,.

Program di buffer memori saya adalah;

start; go home after work…
jmp; if there is a food….
set; dinner…….
if not; So what githu loch
clear,. ; sleep

Jadi tidak akan terjadi error, karena memang tidak ada pola yang terganggu programnya.
Dari kesimpulan itu, saya pikir mungkin bila pada buffer memori kita telah disiapkan beberapa program atau pola yang multi situasi, mungkin tidak akan terjadi error yang berimplikasi timbulnya kemarahan. Cuma masalahnya kebanyakan buffer memory kita rata – rata cache –nya sedikit sekali dan kalau isi programnya terlalu banyak juga malah jadi hang.
Saya lagi ngomongin apa sih ya, point-nya sih, saya mau coba format ulang buffer memori saya tentang semua hal, sukur sukur sih bisa meningkatkan kapasitas buffer memori-nya, mudah-mudahan hal ini dapat meredam -system error- yang sering terjadi pada diri saya.
Jadi banyak pola yang bisa saya tanam dalam buffer memori saya, sehingga suatu kondisi tidak tergantung pada suatu pola ideal tertentu.
Imagine this, ….. Lagi antri check-in di bandara….tiba – tiba ada orang menyerobot antrian….kalau multi pola kan programnya bisa diswitch……

start; antri to check-in
jmp; if front line is clear….
set; antri lagi
repeat,; till find desk service
if any interuption; be patience
if any interuption; be patience
if any interuption; be patience (again????)
clear, finish;

~Fatal error on the system, please reboot……ARRRRGGGGGHHHHHHH !!!!!!!!!

Rutinitas Pagi

Jeda waktu antara film cartoon “Sponge Bob” dan “Chalk Zone” biasanya dimanfaatkan oleh Alfi untuk bergegas ke kamar mandi, ritual mandi pagi berlangsung cepat…lucu bila melihat dia menyikat giginya. Gigi depannya yang tersisa dua buah itu juga keduanya tinggal separuh terkikis. Ritualnya dalam menyikat gigi tertib sekali, mungkin begitulah yang di ajarkan disekolahnya, biasanya dia mengakhirinya dengan meringis sambil berkumur karena pengaruh pedas fluoride.
Selesai mandi, bergegas kembali kekamarnya untuk mengenakan seragam sekolahnya yang selalu berubah tiap harinya. Hari ini dia mengenakan setelan kemeja warna kuning muda dibalut dengan rompi dan topi hijau dengan celana panjang warna hijau sewarna dengan rompi yang dikenakannya. Jam tujuh kurang sedikit acara film “Chalk Zone” berakhir, terkadang dia merajuk untuk dapat melanjutkan film berikutnya “Dora /Diego”, cara yang efektif adalah segera mematikan televisi untuk kemudian mengajaknya lomba lari menuju kendaraan yang sudah menunggu digarasi depan, atau main kuda, dimana saya menjadi kuda yang membawanya dengan cara mengendongnya dipunggung.
Jam 7 lebih sedikit biasanya Kami sudah bergerak keluar jalan lingkungan yang sempit, sebenarnya jalannya cukup lebar namun lingkungan tempat Kami tinggal banyak dihuni oleh pedagang – pedagang keliling yang terkadang menaruh gerobak dan sejenisnya dipinggir jalan, belum lagi motor – motor yang diparkir dikiri kanan jalan membuat jalan semakin sempit untuk dilalui, dan akan semakin repot bila ada mobil masuk dari arah yang berlawanan. Persis disamping rumah saya ada Taman Kanak – Kanak yang kalau pagi banyak motor dan sepeda pengantar anak sekolah yang parkir dimuka pintu sehingga untuk mengeluarkan mobil dari garasi perlu usaha untuk mencari pemilik motor yang parkir menghalangi jalan keluar.
Ini juga merupakan alasan mengapa Saya sekarang lebih memilih city car yang kecil sehingga sedikit lebih mudah untuk keluar dari jalan lingkungan tempat tinggal Kami, dulu ketika menggunakan mobil eropa yang bongsor perlu usaha lebih keras untuk dapat keluar dari jalan lingkungan.
Sepanjang perjalanan saya dan alfi biasanya membahas masalah politik, ekonomi dan bisnis…uups, sounds weird-ya..?. Saya biasanya menanyakan pelajaran yang didapat hari kemarin, sistem pembelajarannya dibagi dengan istilah sudut; sudut keluarga, sudut alam sekitar, sudut ibadah, sudut olah tubuh dan sebagainya. Tiap hari dengan sudut berbeda dan tidak tertentu oleh hari, bila hari senin ini berada disudut keluarga maka tidak selalu bahwa senin depan akan berada disudut keluarga juga. Hal ini lah sehingga setiap dalam perjalanan ke sekolah saya menanyakan tentang disudut mana kemarin dia belajar? Uniknya untuk bicara dengan Alfi, saya tidak dapat “to the point” pada pokok masalahnya, biasanya saya bangun dulu interest-nya, kadang tentang desain “decals” mobil yang dia ciptakan dalam permainan X-Box nya atau tentang koleksi mainan “hotwheel” barunya. Atau bisa juga tentang suatu object menarik yang Kita lihat selama dalam perjalalanan, misalnya ada mobil bagus yang melintas, kalau sedikit disinggung tentang “spoiler”-nya atau “rims” atau “muffler” yang eye catching, minatnya langsung terbangun untuk bersuara. Dari obrolan “gula-gula” tersebut, untuk seterusnya dia akan terus semangat bercerita tentang pelajaran disekolahnya. Whatta boy…..!!!
Ceritanya akan lain lagi kalau adiknya “Mirza” ikut mengantar, sepanjang perjalanan biasanya saya akan menjadi wasit yang baik dari sebuah pagelaran tinju dunia (????).
Tiap hari dengan rute yang sama, perjalanan menuju TK Al Amanah di sunter memakan waktu kurang lebih 25 menit. Kalau tidak ada macet yang diluar perhitungan, waktunya akan sangat pas sekali sampai di sekolah pukul 7.30.
Setelah salam “gimme five”, dengan diantar dan ditunggu “uti”-nya (grandma) sampai masa pulang, saya kadang menyempatkan untuk melihatnya membaca ikrar pagi; semacam ritual do’a pagi bersama dihalaman sekolah. Suara-nya terdengar paling keras diantara kelompoknya. RODITUBILLAHIROBBA ….. AKU RELA BERTUHAN ALLAH…..WABILISLAMIDINNA…..DAN AKU RELA BERAGAMA…dst….Holly cow,….Apa ikrar saya pagi ini ya?>